Manajemen
Menghafal Al-Quran
Ada Fakta Bahwa Tidak Semua
Orang Yang Memiliki Niat Untuk Menghafalkan Al-Quran Mampu Merealisasikan
Niatnya, Juga Tidak Semua Orang Yang Menghafal Bisa Tuntas Sampai 30 Juz, Dan
Tidak Semua Orang Yang Hafal 30 Juz Mampu Membaca “Bil Ghaib” Dengan Lancar Dan
Baik. Demikian Juga, Tidak Semua Hafidz Diberikan Karunia Untuk Menjadikan
Hafalannya Sebagai Dzikir Yang Selalu Dilantunkannya Secara Istiqamah Sampai
Akhir Hayatnya. Untuk Itu, Perlu Kiranya Seorang Mahasiswa Melakukan
Pengaturan (Manajemen) Secara Sistematis, Agar Target Yang Direncanakan Bisa
Tercapai.
1.
Manajemen Waktu
Pada
Dasarnya Pilihlah Waktu Yang Tepat Untuk Menghafal, Sangat Tergantung Kepada Kenyamanan
Dan Kondisi Pribadi Masing-Masing. Akan Tetapi Dalam Suatu Hadis Yang
Diriwayatkan Oleh Abu Hurairah Ra, Disebutkan Bahwasanya Rasulullah Saw
Bersabda :
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ،
وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا،
وَأَبْشِرُوا، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنَ
الدُّلْجَةِ
“Sesungguhnya Agama Ini Mudah,
Dan Tidak Ada Yang Mempersulit Diri Dalam Agama Ini Kecuali Dia Akan Sampai,
Makanya Amalkan Agama Ini Dengan Benar, Perlahan-Lahan, Dan Berilah Kabar
Gembira, Serta Gunakan Waktu Pagi, Siang Dan Malam (Untuk Mengerjakannya)”
( Hr Bukhari )
Umumnya,
Orang Yang Menghafalkan Al-Quran Di Pesantren-Pesantren Menghabiskan
Waktu 3-4 Tahun Dengan Program Takhashshus (Tahfidz
Intensif/Sebagian Besar Waktunya Untuk Menghafal). Sebenarnya, Kalau Seseorang
Mampu Mengatur Waktu Dengan Baik, Pasti Akan Jauh Lebih Cepat Dari Waktu
Tersebut. Misalnya, Dalam Sehari Dia Menambah Hafalan Dua Halaman, Maka Dalam
Kurun Waktu Sepuluh Bulan (Atau Max. 12 Bulan) Sudah Tuntas 30 Juz. Atau Paling
Tidak, Jika Perhari Menambah Hafalan Baru Setengah Halaman, Maka Dalam Waktu 40
Bulan (3 Tahun 4 Bulan Atau Max. 4 Tahun) Bisa Tuntas Semua. Tentu, Dengan
Syarat Setiap Waktu Terbuang Harus Diganti Atau Dirangkap Tanpa Kompromi.
Untuk
Konteks Mahasiswa, Pengaturan Waktu Memang Lebih Rumit Dibanding Dengan Peserta
Program Takhashshus Di Pesantren. Mahasiswa Memiliki Beban
Ganda Yang Berat. Terkait Dengan Perkuliahan, Dia Harus Mempersiapkan
Matakuliah Setiap Hari (Min. 1 Jam), Mengikuti Perkuliahan (Rata-Rata 4 Jam
Sehari Selama 5 Hari), Mempersiapkan Ujian Uts, Uas (Min. 2 Jam), Menyelesaikan
Tugas Membuat Makalah Individu Atau Kelompok (Min. 5 Jam). Berikut Ini Gambaran
Perbandingan Kegiatan Harian Antara Mahasiswa Peserta Program Tahfidz Dan
Mahasiswa Non Tahfidz:
Tabel
1: Alokasi Ideal Waktu Mahasiswa Non Tahfidz Dalam 24 Jam
Kegiatan
|
Alokasi Waktu
|
Prosentase
|
Persiapan
Materi Kuliah, Ujian Dsb
|
2
Jam
|
8,3
%
|
Mengikuti
Perkuliahan, Seminar Dsb
|
4
Jam
|
16,
6 %
|
Menyelesaikan
Tugas, Membuat Artikel Dsb
|
1
Jam
|
4,1
%
|
Organisasi,
Silaturrahmi, Pertemuan Dsb
|
2
Jam
|
8,3
%
|
Istirahat,
Sholat, Makan Dsb
|
3
Jam
|
12,5
%
|
Tidur
|
8
Jam
|
33
%
|
Cuci/Setrika
Baju, Membersihkan Kamar, Kerja Bakti Dsb
|
2
Jam
|
8,3
%
|
Hiburan,
Belanja, Jalan-Jalan Dsb
|
2
Jam
|
8,3
%
|
Total
|
24 Jam
|
100 %
|
Tabel
Di Atas Menunjukkan Betapa Longgarnya Waktu Mahasiswa Untuk Belajar, Ibadah,
Santai Dan Istirahat. Dengan Alokasi Seperti Ini Saja Mahasiswa Yang Komitmen
Dan Konsisten Melakukan Kegiatan Ilmiah Dan Diniyah, Pasti Akan Mencapai
Kesuksesan.
Adapun
Mereka Yang Mengambil Program Tahfidz Penuh (30 Juz), Harus Menyisihkan
Waktunya Min. 9 Jam Perhari Dengan Perincian Sebagai Berikut:
Tabel
2: Durasi Ideal Waktu Mahasiswa Tahfidz
Kegiatan
|
Durasi
|
Penambahan
Hafalan Baru 1 Hal
|
1
Jam
|
Pengulangan
Hafalan Baru 1/2 Juz
|
1
Jam
|
Setoran
Hafalan
|
2
Jam
|
Pengulangan/Murajaah
Harian 3 Juz
|
2
Jam
|
Latihan
Fashohah, Terjemah, Tafsir
|
1
Jam
|
Total
|
9 Jam
|
Setelah
Waktu Untuk Tahfidz Ditambahkan Dalam Kegiatan Harian, Maka Komposisi Waktu Kegiatan
Menjadi Seperti Berikut:
Tabel
3: Alokasi Waktu Untuk Mahasiswa Tahfidz Setelah Pengurangan
Kegiatan
|
Alokasi Waktu
|
Prosentase
|
Persiapan
Materi Kuliah, Ujian Dsb
|
1
Jam (2-1 Jam)
|
4,1
%
|
Mengikuti
Perkuliahan, Seminar Dsb
|
2
Jam (4-2 Jam)
|
8,3
%
|
Menyelesaikan
Tugas, Membuat Artikel Dsb
|
1
Jam
|
4,1
%
|
Organisasi,
Silaturrahmi, Pertemuan Dsb
|
1
Jam (2-1 Jam)
|
4,1
%
|
Istirahat,
Sholat, Makan Dsb
|
2
Jam (3-1 Jam)
|
8,3
%
|
Tidur
|
5
Jam (8-3 Jam)
|
20,8
%
|
Bersih-Bersih
Baju, Kamar, Kerja Bakti Dsb
|
2
Jam
|
8,3
%
|
Hiburan,
Belanja, Jalan-Jalan Dsb
|
1
Jam (2-1 Jam)
|
4,1
%
|
Tahfidz
|
9
Jam
|
37,5
%
|
Total
|
24 Jam
|
100 %
|
Dari
Tabel Di Atas, Secara Jelas Diketahui Bahwa Mahasiswa Yang Akan Menghafalkan
Al-Quran Penuh (30 Juz) Harus Siap Melakukan Riyadlah (Latihan
Lahir Batin) Dan Mujahadah (Latihan Hidup Prihatin) Yang
Mungkin Sangat Melelahkan. Tidur Yang Biasanya Memakan Waktu 8 Jam Dalam Sehari
Semalam, Harus Dikurangi Menjadi 5 Jam. Demikian Juga Semua Kegiatan Yang
Sifatnya Rekreatif, Penyaluran Hobbi Semaksimal Mungkin Dikurangi, Apalagi
Sekadar Ngrumpi, Ngobrol, Cuci Mata Dan Sebagainya, Mutlak Harus Ditinggalkan.
Apabila Seorang Mahasiswa Memiliki Tekad Kuat Untuk Menghafal Penuh, Maka
Sebaiknya Disusun Target Secara Sistematis Sebagaimana Contoh Di Bawah Ini:
Contoh
Target Program Hafalan 30 Juz (Dari Nol) Selama 4 Tahun Kuliah
Bulan Ke
|
||||||
1-2
|
3-4
|
5-6
|
7-8
|
9-10
|
11-12
|
|
Tahun Pertama
(Semester 1-2)
|
Fashahah
Binnadhar
Juz
1-10
|
Fashahah
Binnadhar
Juz
11-20
|
Fashahah
Binnadhar
Juz
21-30
|
Tahfidz
Juz 1
|
Tahfidz
Juz 2
|
Tahfidz
Juz 3
|
Tahun Kedua
(Semester 3-4)
|
Tahfidz
Juz 4-5
|
Tahfidz
Juz 6-7
|
Tahfidz
Juz 8-9
|
Tahfidz
Juz 10-11
|
Tahfidz
Juz 12-13
|
Tahfidz
Juz 14-15
|
Tahun Ketiga
(Semester 5-6)
|
Tahfidz
Juz 16-17
|
Tahfidz
Juz 18-19
|
Tahfidz
Juz 20-21
|
Tahfidz
Juz 22-23
|
Tahfidz
Juz 24-25
|
Tahfidz
Juz 26-27
|
Tahun Keempat
(Semester 7-8)
|
Tahfidz
Juz 28
|
Tahfidz
Juz 29
|
Tahfidz
Juz 30
|
Murajaah
Juz 1-10
|
Murajaah
Juz
11-20
|
Murajaah
Juz 21-30
|
Pada
Tahun Pertama (Semester 1 Dan 2) Biasanya Mahasiswa Mendapat Beban Matakuliah
Yang Banyak (Sekitar 24 Sks), Belum Lagi Program Intensif Bahasa Dan
Matrikulasi Yang Padat, Sehingga Dirancang Enam Bulan Pertama (Semester 1)
Mahasiswa Hanya Latihan Fashahah, Tajwid, Dan Tanda Waqaf Saja, Mulai Juz Awal
Sampai Khatam, Kemudian Pada Semester Kedua Mulai Menghafal Sedikit Demi
Sedikit, Yakni Dalam Setiap Dua Bulan Ditargetkan Satu Juz Saja.
Pada
Tahun Kedua Ditargetkan Satu Bulan Satu Juz Saja, Berarti Minimal Perhari Harus
Menambah Hafalan Satu Halaman Sehingga Dalam Waktu 20 Hari (Dengan Asumsi Satu
Juz Ada 20 Halaman Untuk Al-Quran Pojok Mushaf Madinah Atau Terbitan Menara
Kudus), Sudah Genap Satu Juz Dan Sisanya Dipakai Untuk Melancarkan.
Setelah
Mahasiswa Memasuki Semester 7-8, Biasanya Mereka Sangat Disibukkan Oleh Program
Kkn, Ppl, Penulisan Skripsi. Untuk Itu Target Hafalan Dikurangi Dari Dua
Menjadi Satu Juz Dalam Dua Bulan. Pada Enam Bulan Terakhir Pada Tahun
Keempat, Terdapat Sisa Waktu Yang Cukup Untuk Menyelesaikan Target Atau Kalau
Sudah Selesai, Mereka Harus Banyak Melakukan Murajaah Dengan
Harapan Dalam Setiap Dua Bulan (Dari 6 Bulan Terakhir) Mampu Melancarkan
Minimal Sepuluh Juz Yang Telah Dihafal. Bisa Saja, Melakukan Pentashihan Ke
Beberapa Guru Al-Quran Di Beberapa Pondok Pesantren.
Contoh
Alokasi Waktu Di Atas Berlaku Juga Untuk Para Penghafal Dari Kalangan
Mahasiswi, Dengan Asumsi Mereka Mengikuti Pendapat Yang Membolehkan Wanita Yang
Menstruasi Membaca Al-Quran Seperti Imam Malik Dan Imam Ibnu Taimiyah. Namun
Bagi Mereka Yang Konsisten Dengan Pendapat Yang Mengharamkan Membaca Al-Quran,
Perlu Ada Penyesuaian Jadwal Dan Perbedaannya Tidak Terlalu Signifikan,
Misalnya Dari Target 2 Juz Perbulan Dirubah Menjadi 1,5 Juz. Bisa Juga Target
Akhirnya Sama Yaitu Selesai Dalam Waktu 4 Tahun, Hanya Saja Jumlah Penambahan
Hafalan Harian Di Tambah, Dari Satu Halaman Perhari Menjadi 1,5 Halaman.
Intinya Perencanaan Itu Penting Untuk Mengawal Dan Mengarahkan Usaha Kita Agar
Sesuai Cita-Cita Dan Tujuan.
Adapun
Waktu Yang Sangat Tepat Untuk Melakukan Murajaah (Pengulangan)
Hafalan Adalah Waktu Di Sela-Sela Mengerjakan Shalat–Shalat Sunnah, Baik Di
Masjid Maupun Di Kamar Ma’had/Kos. Hal Ini Dikarenakan Saat Shalat Seseorang
Fokus Menghadap Allah, Inilah Yang Membantu Kita Dalam Melancarkan Hafalan.
Berbeda Ketika Di Luar Shalat, Seseorang Cenderung Untuk Bosan Berada Dalam
Satu Posisi, Ia Ingin Selalu Bergerak, Kadang Matanya Melihat Ke Kanan Atau
Kiri, Atau Akan Melihat Obyek Yang Dianggap Menarik, Atau Bahkan Mungkin
Seseorang Akan Menghampirinya Dan Mengajaknya Ngobrol. Berbeda Dengan Orang
Yang Sedang Shalat, Temannya Yang Punya Kepentingan Kepadanya-Pun Terpaksa
Harus Menunggu Hingga Shalat Usai Dan Tidak Berani Mendekat.
Target Dan Beban Menghafal
Target Selesai
|
Waktu Menghafal
|
Waktu Melancarkan
|
Hafalan Perhari
|
Murajaah Perhari
|
1 Tahun
|
300 Hari
|
65 Hari
|
30 Baris (2 Halaman)
|
Min 5 Juz
|
2 Tahun
|
600 Hari
|
130 Hari
|
15 Baris (1 Halaman)
|
Min 2 Juz
|
3 Tahun
|
900 Hari
|
195 Hari
|
10 Baris (2/3 Halaman)
|
Min 1,5 Juz
|
4 Tahun
|
1200 Hari
|
260 Hari
|
7.5 (1/5 Halaman)
|
Min 1 Juz
|
5 Tahun
|
1500 Hari
|
325 Hari
|
6 Baris
|
Min 1 Juz
|
6 Tahun
|
1800 Hari
|
65 Hari
|
5 Baris (1/3 Halaman)
|
Min 1 Juz
|
2.
Manajemen Strategi/Metode
Sebenarnya
Banyak Sekali Metode Yang Bisa Digunakan Untuk Menghafal Al-Quran,
Masing-Masing Orang Akan Mengambil Metode Yang Sesuai Dengan Kondisi
Masing-Masing. Di Sini Akan Disebutkan Dua Metode Yang Sering Dipakai Oleh
Sebagian Penghafal, Dan Terbukti Sangat Efektif, Yaitu:
Metode Pertama: Menghafal
Satu Persatu Halaman (Menggunakan Mushaf Madinah Atau Menara Kudus). Kita
Membaca Satu Halaman Yang Akan Kita Hafal Sebanyak Tiga Atau Lima Kali, Setelah
Itu Kita Baru Mulai Menghafal. Setelah Hafal Satu Halaman, Baru Kita Pindah
Kepada Halaman Berikutnya Dengan Cara Yang Sama. Dan Hindari Pindah Ke Halaman Berikutnya
Dalam Kondisi Hafalan Yang Labil (Belum Kuat), Agar Beban Hafalan Baru Tidak
Menumpuk.
Metode Kedua :
Menghafal Ayat Per Ayat , Yaitu Membaca Satu Ayat Yang Mau Kita Hafal Tiga Atau
Lima Kali Secara Benar, Setelah Itu, Kita Baru Menghafal Ayat Tersebut. Setelah
Selesai, Kita Pindah Ke Ayat Berikutnya Dengan Cara Yang Sama, Dan Begitu
Seterusnya Sampai Satu Halaman. Akan Tetapi Sebelum Pindah Ke Ayat Berikutnya
Kita Harus Mengulangi Apa Yang Sudah Kita Hafal Dari Ayat Sebelumnya. Setelah
Satu Halaman, Maka Kita Mengulanginya Sebagaimana Yang Telah Diterangkan Pada
Metode Pertama.
Untuk
Menunjang Kualitas Bacaan Dan Hafalan, Kita Melakukan Tasmi’(Memperdengarkan)
Kepada Seorang Ustadz Al-Quran, Agar Beliaau Membenarkan Bacaan Kita Yang
Salah. Ini Dimaksudkan Untuk Meminimalisir Kesalahan Yang Timbul.
Faktor
Lain Yang Menguatkan Hafalan Adalah Menggunakan Seluruh Panca Indera Yang Kita
Miliki. Maksudnya Kita Menghafal Bukan Hanya Dengan Mata Saja, Akan Tetapi Juga
Membaca Dengan Mulut Kita, Dan Kalau Perlu Kita Lanjutkan Dengan Menulisnya Ke
Dalam Buku Atau Papan Tulis, Sebagaimana Yang Diterapkan Di Sebagian Daerah Di
Maroko, Yakni Dengan Menuliskan Hafalan Di Atas Papan Kecil Yang Dipegang Oleh
Murid, Setelah Mereka Menghafalnya Di Luar Kepala, Baru Tulisan Tersebut Dicuci
Dengan Air.
Menggunakan
Satu Jenis Mushaf Al-Quran Juga Dapat Menguatkan Hafalan. Jangan Sekali-Kali
Pindah Dari Satu Jenis Mushaf Kepada Yang Lain. Karena Mata Kita Akan Ikut
Menghafal Apa Yang Kita Lihat. Jika Kita Melihat Satu Ayat Lebih Dari Satu
Posisi, Jelas Itu Akan Mengaburkan Hafalan Kita. Masalah Ini, Sudah Dihimbau
Oleh Penyair Dalam Tulisannya :
الْعَيْنُ تَحْفَظُ
قَبْلَ الْأُذُنِ مَا تُبْصِرُ فَاخْتَرْ لِنَفْسِكَ مُصْحَفَ عُمْرِكَ الْبَاقِيْ
“ Mata Akan Menghafal Apa Yang
Dilihatnya- Sebelum Telinga, Maka Pilihlah Satu Mushaf Untuk Anda Selama
Hidupmu. “
Ada
Beberapa Model Penulisan Mushaf, Di Antaranya Adalah: Mushaf Madinah Atau
Terkenal Dengan Al-Quran Pojok, Satu Juz Dari Mushaf Ini Terdiri Dari 10
Lembar, 20 Halaman, 8 Hizb, Dan Setiap Halaman Dimulai Dengan Ayat Baru. Mushaf
Madinah (Mushaf Pojok) Ini Paling Banyak Dipakai Oleh Para Pengahafal Al-Quran,
Banyak Dibagi-Bagikan Oleh Pemerintah Saudi Kepada Para Jama’ah Haji.
Cetakan-Cetakan Al-Quran Sekarang Merujuk Kepada Model Mushaf Seperti Ini.
Untuk Penerbit Indonesia, Ada Model Mushaf Yang Dipakai Oleh Sebagian Pondok
Pesantren Tahfidh Al-Quran Yaitu Terbitan Menara Kudus.
Faktor
Lain Yang Mendukung Hafalan Adalah Memperhatikan Ayat-Ayat Yang Serupa (Mutasyabih).
Biasanya Seseorang Yang Tidak Memperhatikan Ayat-Ayat Yang Serupa (Mutasyabih),
Hafalannya Cendeung Tumpang Tindih Antara Satu Dengan Lainnya. Ayat Yang Ada Di
Juz Lima Misalnya Akan Terbawa Ke Juz Sepuluh. Ayat Yang Semestinya Ada Di
Surat Al-Ma-Idah Akan Terbawa Ke Surat Al-Baqarah, Dan Begitu Seterusnya. Di
Bawah Ini Ada Beberapa Contoh Ayat-Ayat Serupa (Mutasyabihah) Yang Seseorang
Sering Melakukan Kesalahan Ketika Menghafalnya :
1- (وَمَا أُهِلَّ
بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ﴾ البقرة 173 È ﴿وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ) المائدة 3 ، والأنعام 145،
و النحل 115
2- (ذلِكَ
بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّين
بغير الحق) البقرة 61، آل عمران21 È (وَيَقْتُلُونَ الأنبياء بغير حق) آل عمرن 112.
Untuk Melihat Ayat–Ayat
Mutasyabihat Seperti Ini Secara Lebih Lengkap Boleh Dirujuk Buku–Buku Mutasyabihat
Al-Quran,
Karya Abul Husain Bin Al Munady,Pedoman Ayat Mutasyabihat, Karya Kh.
Mustain Syafi’i Dll.
3. Manajemen Istiqamah
Setelah
Al-Quran Dihafal Secara Penuh (30 Juz), Seringkali Seorang Hafidz Disibukkan
Oleh Studinya, Kegiatan Rumah Tangga Atau Sibuk Dengan Pekerjaan, Sehingga
Kerap Kali Al-Qur’an Yang Sudah Dihafalnya Beberapa Tahun, Akhirnya Hanya
Tinggal Kenangan Saja. Yang Terpenting Dalam Hal Ini Bukanlah Menghafal, Karena
Banyak Orang Mampu Menghafal Al-Quran Dalam Waktu Yang Sangat Singkat, Akan
Tetapi Yang Paling Penting Adalah Bagaimana Kita Melestarikan Hafalan Tersebut
Agar Tetap Terus Ada Dalam Dada Kita.
Sering
Diungkapkan Bahwa Tugas Seorang Hafidz Adalah Menjaga Hafalan. Istilah “Menjaga
Hafalan” Ini Sebenarnya Cenderung Negatif, Sebab Dikesankan Bahwa Seorang
Hafidz Itu Tugasnya Seperti Petugas Security (Satpam) Yang Hanya Menjaga Dan
Tidak Menikmati Apa Yang Dijaganya. Bayangan Yang Muncul Di Benak Masyarakat
Umum, Bahwa Menghafal Al-Quran Itu Identik Dengan Menambah Beban Hidup Menjadi
Lebih Berat. Saatnya Kita Rubah Istilah Tersebut Dengan “Melestarikan Hafalan
Atau Menikmati Al-Quran”, Sehingga Tidak Dianggap Sebagai Beban, Melainkan
Sebagai Sarana Hiburan Diri.
Di
Sinilah Letak Perbedaan Antara Orang Yang Benar-Benar Istiqamah Dengan Orang
Yang Hanya Rajin Pada Awalnya Saja. Karena, Untuk Melestarikan Hafalan
Diperlukan Kemauan Yang Kuat Dan Istiqamah Yang Tinggi. Dia Harus Meluangkan
Waktunya Setiap Hari Untuk Mengulangi Hafalannya. Banyak Cara Untuk Menjaga
Hafalan Al-Quran, Masing-Masing Tentunya Memilih Yang Terbaik Untuknya.
Mengulangi
Hafalan Perlu Dilakukan Dalam Shalat Lima Waktu. Seorang Muslim Tentunya Tidak
Pernah Meninggalkan Shalat Lima Waktu, Hal Ini Hendaknya Dimanfaatkan Untuk
Mengulangi Hafalannya. Agar Terasa Lebih Ringan, Hendaknya Setiap Shalat Dibagi
Menjadi Dua Bagian, Sebelum Shalat Dan Sesudahnya. Misalnya, Sebelum Shalat:
Sebelum Adzan, Dan Waktu Antara Adzan Dan Iqamah. Apabila Dia Termasuk Orang
Yang Rajin Ke Masjid, Sebaiknya Pergi Ke Masjid Sebelum Azan Agar Waktu Untuk
Mengulangi Hafalannya Lebih Panjang. Kemudian Setelah Shalat, Yaitu Setelah
Membaca Dzikir Ba’da Shalat Atau Dzikir Pagi Pada Shalat Shubuh Dan Setelah
Dzikir Selepas Shalat Asar. Seandainya Saja, Ia Mampu Mengulangi Hafalannya
Sebelum Shalat Sebanyak Seperempat Juz Dan Sesudah Shalat Seperempat Juz Juga,
Maka Dalam Satu Hari Dia Boleh Mengulangi Hafalannya Sebanyak Dua Juz Setengah.
Dengan
Model Istiqamah Seperti Ini, Bisa Jadi Seseorang Mampu Mengkhatamkan Hafalannya
Setiap Dua Belas Hari Sekali, Tanpa Menyita Waktunya Sedikitpun. Kalau Dia
Mampu Menyempurnakan Setengah Juz Setiap Hari Pada Shalat Malam Atau
Shalat-Shalat Sunnah Lainnya, Berarti Dia Bisa Menyelesaikan Setiap Harinya
Tiga Juz, Dan Mampu Mengkhatamkan Al-Quran Pada Setiap Sepuluh Hari Sekali.
Banyak Para Ulama Terdahulu Yang Menghatamkan Hafalannya Setiap Sepuluh Hari
Sekali. Ada Sebagian Orang Yang Mengulangi Hafalannya Pada Malam Hari Saja,
Yaitu Ketika Ia Mengerjakan Shalat Tahajjud. Biasanya Dia Menghabiskan Shalat
Tahajjudnya Selama Dua Jam. Cuma Kita Tidak Tahu, Selama Dua Jam Itu Berapa Juz
Yang Ia Sanggup Baca. Menurut Ukuran Umum, Hafalan Yang Lancar, Bisa
Menyelesaikan Satu Juz Dalam Waktu Setengah Jam. Berarti, Selama Dua Jam Dia
Boleh Menyelesaikan Dua Sampai Tiga Juz, Dengan Dikurangi Waktu Sujud, Ruku,
Dan Duduk Tasyahhud.
Ada
Juga Sebagian Orang Yang Mengulangi Hafalannya Dengan Cara Masuk Dalam Majlis
Para Penghafal Al-Quran. Kalau Majlis Tersebut Diadakan Setiap Tiga Hari
Sekali, Dan Setiap Peserta Wajib Mendengarkan Hafalannya Kepada Temannya Lima
Juz Berarti Masing-Masing Dari Peserta Mampu Mengkhatamkan Al-Quran Setiap Lima
Belas Hari Sekali.
4.
Manajemen Tempat
Tempat
Yang Kondusif Akan Memberikan Pengaruh Signifikan Terhadap Kesuksesan
Menghafal. Mereka Yang Tinggal Di Lingkungan Yang Acuh Tak Acuh Atau Bahkan
Anti Mendengar Lantunan Al-Quran, Akan Merasa Canggung Untuk Menghafal Setiap
Saat. Sebaliknya Mereka Yang Tinggal Di Pesantren Khusus Tahfidz, Akan
Merasakan Sebuah Lingkungan Yang Kondusif, Mau Menghafal Kapan Saja Dan Di Mana
Saja Dan Dengan Cara Apapun, Dan Hal Itu Tidak Ada Problem.
Secara
Umum, Tempat Yang Paling Kondusif Untuk Menghafal Adalah Masjid. Namun, Kadang
Masing-Masing Orang Memiliki Selera Dan Tingkat Kejenuhan Yang Berbeda,
Sehingga Diperlukan Alternatif Tempat Lain Yang Sunyi, Seperti: Di Sawah,
Sungai, Pesisir, Makam, Terutama Makam Ulama-Ulama Terkenal, Seperti Makam
Syeikh Hasyim Asyari Jombang Yang Sering Dipakai Tempat Menghafal Oleh
Santri-Santri Pesantren “Madrasatul Al-Quran”.
Bagi
Seseorang Yang Sudah Hafal Dan Lancar, Tempat Tidak Lagi Menjadi Soal. Sebab,
Ia Bisa Melakukan Murajaah Di Manapun; Di Atas Pesawat
Terbang, Motor, Mobil Atau Di Tempat Keramaian Sekalipun. Terutama, Saat Mushaf
Al-Quran Sudah Dapat Dimasukkan Ke Ponsel (Hp), Dengan Begitu Tidak Ada Lagi
Rasa “Sungkan” Membawa Dan Membaca Al-Quran Di Tengah Kerumunan Massa. Tentu,
Itu Dilakukan Dengan Suara Pelan Yang Tidak Mengusik Atau Menyita Perhatian
Orang Lain.
Penjabaran
dari Metode menghafal Al-Qur’an :
metode untuk menghafal Al-Quran yang memiliki
keistimewaan berupa kuatnya hafalan dan cepatnya proses penghafalan. Kami akan
jelaskan metode ini dengan membawa contoh satu halaman dari surat Al-Jumu’ah:
1. Bacalah ayat pertama sebanyak 20 kali :
يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
2. Bacalah ayat kedua sebanyak 20 kali:
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
3. Bacalah ayat ketiga sebanyak 20 kali:
وَآَخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
4. Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali:
ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
وَآَخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
4. Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali:
ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
5. Bacalah keempat ayat ini dari awal sampai akhir
sebanyak 20 kali untuk mengikat/menghubungkan keempat ayat tersebut
6. Bacalah ayat kelima sebanyak 20 kali:
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
7. Bacalah ayat keenam sebanyak 20 kali:
قُلْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ هَادُوا إِنْ زَعَمْتُمْ أَنَّكُمْ أَوْلِيَاءُ لِلَّهِ مِنْ دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
8. Bacalah ayat ketujuh sebanyak 20 kali:
وَلَا يَتَمَنَّوْنَهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ
9. Bacalah ayat kedelapan sebanyak 20 kali:
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
10. Bacalah ayat kelima sampai ayat kedelepan sebanyak 20
kali untuk mengikat/menghubungkan keempat ayat tersebut
11. Bacalah ayat pertama sampai ayat kedelepan sebanyak
20 kali untuk menguatkan/meng-itqankan hafalan untuk halaman ini
Demikianlah ikuti cara ini dalam menghafal setiap halaman
Al-Qur’an. Dan janganlah menghafal lebih dari seperdelapan juz dalam setiap
hari agar tidak berat bagi anda untuk menjaganya.
Bagaimana cara menggabungkan antara menambah hafalan dan
muraja’ah?
Janganlah anda menghafal Al-Quran tanpa proses
muraja’ah/pengulangan. Hal ini dikarenakan jika anda terus menerus menambah
hafalan Al-Quran lembar demi lembar hingga selesai kemudian anda ingin untuk
mengulang kembali hafalan anda dari awal maka hal itu akan berat dan anda
dapati diri anda telah melupakan hafalan yang lalu. Oleh karena itu, jalan terbaik
(untuk menghafal) adalah dengan menggabungkan antara menambah hafalan dan
muraja’ah.
Bagilah Al-Quran menjadi 3 bagian dimana setiap bagian
terdiri dari 10 juz. Jika anda menghafal satu halaman setiap hari, maka
ulangilah 4 halaman sebelumnya sampai anda menghafal 10 juz. Jika anda telah
mencapai 10 juz, maka berhentilah selama sebulan penuh untuk muraja’ah dengan
cara mengulang-ngulang 8 halaman dalam setiap harinya.
Setelah sebulan penuh muraja’ah, maka mulailah kembali
untuk menambah hafalan yang baru baik satu atau dua halaman setiap harinya
tergantung kemampuan serta barengilah dengan muraja’ah sebanyak 8 halaman dalam
sehari. Lakukan ini sampai anda menghafal 20 juz. Jika anda telah mencapainya,
maka berhentilah dari menambah hafalan baru selama 2 bulan untuk mengulang 20
juz. Pengulangan ini dilakukan dengan mengulang 8 halaman setiap hari.
Setelah 2 bulan, mulailah kembali menambah hafalan setiap
hari sebanyak satu sampai dua halaman dengan dibarengi muraja’ah/pengulangan 8
halaman sampai anda menyelesaikan seluruh Al-Qur’an.
Jika anda telah selesai menghafal seluruh Al-Qur’an,
ulangilah 10 juz pertama saja selama satu bulan dimana setiap hari setengah
juz. Kemudian ulangilah 10 juz kedua selama satu bulan dimana setiap hari
setengah juz bersamaan dengan itu ulangilah pula 8 halaman dari 10 juz pertama.
Kemudian ulangilah 10 juz terakhir selama satu bulan dimana setiap hari
setengah juz bersamaan dengan itu ulangilah pula 8 halaman dari 10 juz pertama
dan 8 halaman dari 10 juz kedua.
Bagaimana cara memuraja’ah/mengulang Al-Quran seluruhnya
jika saya telah menyelesaikan system muraja’ah diatas?
Mulailah dengan memuraja’ah Al-Qur’an setiap hari
sebanyak 2 juz. Ulangilah sebanyak 3 kali setiap hari hingga anda menyelesaikan
Al-Qur’an setiap 2 minggu sekali. Dengan melakukan metode seperti ini selama
satu tahun penuh, maka –insya Allah- anda akan dapat memiliki hafalan yang
mutqin/kokoh.
Apa yang harus dilakukan setelah menyelesaikan hafalan
Al-Qur’an dalam satu tahun?
– Setelah setahun mengokohkan hafalan Al-Qur’an dan
muraja’ahnya, jadikanlah Al-Qur’an sebagai wirid harian anda sampai akhir hayat
sebagaimana Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjadikannya sebagai wirid harian. Adalah
wirid Rasulullah dengan membagi Al-Qur’an menjadi 7 bagian sehingga setiap 7
hari Al-Qur’an dapat dikhatamkan. Berkata Aus bin Hudzaifah رحمه الله: Aku bertanya pada sahabat-sahabat
Rasulullah – صلى الله عليه وسلم – tentang bagaimana mereka membagi Al-Qur’an
(untuk wirid harian). Mereka berkata: 3 surat, 5 surat, 7 surat, 9 surat, 11
surat, dan dari surat Qaf sampai selesai. (HR. Ahmad). Yaitu maksudnya mereka
membagi wirid Al-Quran sebagai berikut:
– Hari pertama: membaca surat “al fatihah” hingga akhir
surat “an-nisa”,
– Hari kedua: dari surat “al maidah” hingga akhir surat “at-taubah”,
– Hari ketiga: dari surat “yunus” hingga akhir surat
“an-nahl”,
– Hari keempat: dari surat “al isra” hingga akhir surat
“al furqan”,
– Hari kelima: dari surat “asy syu’ara” hingga akhir
surat “yaasin”,
– Hari keenam: dari surat “ash-shafat” hingga akhir surat
“al hujurat”,
– Hari ketujuh: dari surat “qaaf” hingga akhir surat
“an-naas”.
Wirid Rasulullah – صلى الله عليه وسلم – di singkat
oleh para ulama dengan perkataan: فمي بشوق (famii bisyauqi). Dimana setiap huruf dari kata ini
merupakan surat awal dari kelompok surat yang dibaca setiap hari.
Bagaimana membedakan antara ayat-ayat mutasyaabih/mirip
di dalam Al-Qur’an?
Cara yang paling afdhal jika anda mendapati 2 ayat yang
mirip adalah dengan membuka mushaf pada setiap ayat yang mirip tersebut, lalu
perhatikanlah perbedaan diantara kedua ayat tersebut kemudian berikanlah tanda
yang dapat mengingatkan anda akan perbedaan itu. Lalu ketika anda memuraja’ah,
perhatikanlah perbedaan yang anda tandai sebelumnya beberapa kali hingga anda
mantap menghafal tentang kemiripan dan perbedaan diantara keduanya.
Kaidah-kaidah dan batasan-batasan dalam menghafal
Al-Qur’an
o Wajib bagi anda menghafal dengan bantuan seorang
ustadz/syeikh untuk membenarkan bacaan anda
o Hafallah 2 halaman setiap hari. Satu halaman setelah
Subuh, dan satu halaman lagi sesudah Ashar atau sesudah Maghrib. Dengan cara
ini, maka anda akan mampu menghafal Al-Qur’an seluruhnya dengan mutqin/kokoh
dalam waktu satu tahun. Adapun jika anda menambah hafalan diatas 2 halaman
setiap hari maka hafalan anda akan lemah disebabkan semakin banyaknya ayat yang
harus dijaga..
o Hendaklah menghafal dari surat An-Naas sampai
Al-Baqarah karena hal tersebut lebih mudah. Namun setelah selesai menghafal
seluruh Al-Quran, hendaklah muraja’ah anda dimulai dari surat Al-Baqarah sampai
An-Naas
o Hendaklah menghafal dengan menggunakan satu cetakan
mushaf karena hal ini dapat menolong anda dalam memantapkan hafalan dan
meningkatkan kecepatan dalam mengingat posisi-posisi ayat serta awal dan akhir
setiap halaman Al-Qur’an.
o Setiap orang yang menghafal dalam 2 tahun pertama
biasanya masih mudah kehilangan hafalannya. Masa ini dinamakan dengan Marhalah
Tajmi’ (fase pengumpulan). Janganlah bersedih atas mudahnya hafalan anda hilang
atau banyaknya kekeliruan anda. Karena memang fase ini merupakan fase cobaan
yang sulit. Dan waspadalah, karena syaithan akan mengambil kesempatan ini untuk
menggoda anda agar berhenti dari menghafal Al-Qur’an. Maka janganlah perdulikan
rasa was-was syaithan tersebut dan teruskan menghafal karena sesungguhnya itu
adalah harta yang sangat berharga yang tidak diberikan pada setiap orang.[Oleh:
Asy-Syaikh Dr. Abdul Muhsin Muhammad Al-Qasim, imam dan khathib di Masjid
Nabawi]
2. Metode Menghafal Al-Qur’an Bagi para penghafal
Al Quran yang pemula, menambah hafalan mempunyai kesulitan tersendiri. Tetapi
seiring dengan waktu kesulitan ini akan terlampaui. Ketika itu kesulitan lain
timbul yaitu mengulang hafalan (murajaah). Pada saat hafalan makin bertambah
banyak, murajaah juga semakin berat.
Untuk surat-surat yang agak panjang (50 ayat) dan yang
panjang (diatas 100 ayat), biasanya kita sangat hafal separuh awal dari surat
tersebut. Untuk separuh terakhir sulit bagi kita untuk mengingatnya. Ini akan
ditandai dengan “macet” ketika saat memurajaah. Mengapa hal ini terjadi? Hal
ini disebabkan kita selalu menghafal/murajaah dari awal surat (ayat 1). Ketika
selesai menghafalkan sebuah surat, ayat-ayat awal itulah yang lebih sering
dilafadzkan dibandingkan dengan ayat-ayat yang akhir. Sehingga otak kita lebih
hafal ayat-ayat awal. Itulah sebabnya kita sangat hafal ayat-ayat awal surat
dan sering lupa pada ayat-ayat akhir surat.
Kesulitan kedua adalah ketika kita „macet“ sulit bagi
kita untuk mengetahui ayat selanjutnya. Ayat-ayat setelah „ayat macet“ menjadi
gelap. Ini dikarenakan kita menghafal secara sekuensial/berurutan, sehingga
satu ayat selalu diingat setelah ayat sebelumnya. Sehingga kalau ayat
“sebelumnya” macet maka ayat selanjutnya menjadi hilang juga. Dalm hal ini
tidak ada cara lain untuk mengingatnya selain membuka mushaf Al Qur’an.
Lalu bagaimana cara efektif untuk menanggulangi masalah
tersebut?
Kuncinya adalah ketika proses menghafal sebuah surat
dilakukan. Hafalkan surat dengan cara memotongnya menjadi 10 ayat 10 ayat. Di
dalam tiap sepuluh ayat potong-potong lagi menjadi 5 ayat-5 ayat.
Misalnya kita menghafal surat An Naba yang didalamnya ada
40 ayat. Caranya adalah sebagai berikut :
1.Hafalkan ayat 1 sampai lancar. Lakukan sampai ayat 5.
2.Kemudian hafalkan secara berurut ayat 1 sampai dengan
ayat 5. Ikatlah ayat 1 sampai ayat 5 dengan mengulang-ulangnya bersama-sama
sampai lancar. Gerak-gerakkan jari-jari tangan anda sesuai dengan ayat yang
sedang di hafal. Bila menghafal ayat 1 gerakkan ibu jari, ayat 2 gerakkan jari
telunjuk, ayat 3 gerakkan jari tengah, ayat 4 gerakkan jari manis dan ayat 5
gerakkan jari kelingking.
3.Kemudian hafalkan ayat 6 sampai 10 sambil
menggerak-gerakkan jari-jari tangan kiri sama seperti yang dilakukan oleh
tangan kanan. Ulang-ulang ayat 6 sampai 10 sampai lancar. Kegiatan ini mengikat
ayat 6 sampai dengan ayat 10
4.Sekarang mengulang menghafal ayat 1 sampai 10 dengan
sambil menggerak-gerakkan jari sesuai dengan nomor ayat yang dilafazkan.
Lakukan sampai lancar. Hal ini mengikat ayat 1 sampai 10.
5.Lakukan langkah diatas untuk ayat 11-20, ayat 21-30 dan
ayat 31-40.
6.Terakhir gabungkan semua ayat (ayat 1 sampai 40) dalam
surat tsb. Ulang-ulang sampai lancar
Kemudian bagaimana anda murajaah sebuah surat bila kita
telah menghafal secara konvensional? Bila surat tersebut ayat-ayatnya pendek
maka kelompokkan menjadi 10 ayat-10 ayat. Hafalkan per 10 ayat. Bila suratnya
berayat yang panjang-panjang seperti Al Baqarah, Ali Imran, An Nisaa dll, maka
pecah 10 ayat menjadi 5 ayat-ayat.
Manfaat dari menghafal dengan sistem potongan ini adalah:
1.Ketika murajaah kita tidak selalu harus memulai dari
awal surat – ayat1- sehingga untuk surat yang panjang murajaah dapat dilakukan
sepotong-sepotong di dalam shalat kita. Misalnya: untuk setiap rakaat shalat
kita membaca 10 ayat. Maka ketika shubuh kita sudah dapat murajaah sampai 40
ayat (sunnat shubuh 2 rakaat dan shubuh 2 rakaat). Ini cukup bagus untuk surat
An Naba yang 40 ayat. Atau untuk surat yang panjang seperti Al Baqarah, bila
dilakukan 10 ayat untuk setiap rakaat shalat, maka selesai shalat isya kita
sudah murajaah 100 ayat! Bila ditambah dengan shalat2 sunnah rawatib maka kita
bisa murajaah 200 ayat dalam sehari. Dan bila ditambahkan dengan shalat dhuha
dan tahajjud kita bisa mnyelesaikan 286 ayat Al Baqarah dalam shalat yang dilakukan
sehari semalam!
2.Kita tidak merasa susah murajaah karena seakan-akan
kita sedang menghafal surat-surat yang pendek saja. Secara psikologis kita
merasa lebih ringan. Dan di dalam memurajaah surat yang panjang kita mempunyai
3.Menguatkan secara merata ayat-ayat di seluruh surat.
Bukan hanya ayat-ayat awal surat saja. Ketika memurajaah surat-surat yang
panjang dan kemudian terputus oleh kondisi eksternal – tamu datang, telfon
berdering, anak menangis, masakan gosong dll- kita masih tetap bisa melanjutkan
ayat selanjutnya setelah kondisi eksternal tertangani. Tanpa harus mengulangi
dari awal surat. Dengan metoda menghafal konvensional maka kita kita harus
selalu mengulangi mulai dari awal surat lagi. Kondisi-kondisi seperti ini akan
menguatkan hafalan ayat-ayat awal dan menurunkan kualitas hafalan ayat-ayat
akhir.
4.Hafal nomot ayat tanpa kita sadari. Ini adalah bonus
yang sangat bermanfaat untuk kita
5.Mengatasi kasus „ayat macet“. Bila macet di satu ayat
biasanya akan berhenti memurajaah surat tersebut karena ayat-ayat yang
selanjutnya sangat bergantung pada ayat yang macet/lupa. Tetapi dengan sistem
‚potong surat’ ini kita masih tetap bisa terus memurajaah ayat-ayat setelah
ayat macet ini. Mengapa ? Karena dalam menghafal sistem ini setiap ayat independen
diletakkan dalam memori otak kita. Sebuah ayat tidak hanya dikaitkan dengan
ayat yang sebelumnya –seperti dalam sistem menghafal konvensional- tapi juga
dikaitkan dengan nomornya (yang diingat secara tidak sadar dengan
menggerak-gerakkan jari tangan ketika menghafal). Ketika memori yang terkait
dengan ayat sebelum terlupakan maka ada „ pengait“ yang lain yaitu nomor surat.
Percaya atau tidak? Anda tinggal mencoba sistem ini dan merasakan hasilnya!
Melakukan metoda ini tak sesulit membaca baris-baris di
atas. Bila anda melakukannya ini adalah hal yang sangat simpel. Metoda ini
menjadikan kita santai dan tidak stres dalam memurajaah. Karena kita mempunyai
„petunjuk/milestones“ dalam surat-surat hafalan kita yaitu ayat 1, 11, 21, 31,
41 dst. Kita akan memurajaah „ayat-ayat pendek“, yaitu 10 ayat saja. Cobalah
anda praktekkan dan anda akan terkejut dengan hasilnya.
3. Perbaiki dan luruskan niat menghafal Al-Quran
hanya untuk Allah SWT, perbanyak doa, jauhi
maksiat, kuatkan azam (tekad) dan istiqamah dalam
menghafal dan murajaah.
Pertama : 10 menit setelah shalat subuh (3 baris atau
kira-kira 20 kata) 1/5 pertama
dari satu halaman.
dari satu halaman.
Kedua : 10 menit setelah shalat zhuhur (3 baris atau
kira-kira 20 kata) 1/5 kedua dari satu
halaman.
halaman.
Ketiga : 10 menit setelah shalat ashar (3 baris atau
kira-kira 20 kata) 1/5 ketiga dari satu
halaman.
halaman.
Keempat : 10 menit setelah shalat maghrib (3 baris atau
kira-kira 20 kata) 1/5 keempat dari satu
halaman.
halaman.
Kelima : 10 menit setelah shalat isya (3 baris atau
kira-kira 20 kata) 1/5 kelima dari satu halaman.
Keenam : Dan yang terakhir 10 menit setelah shalat witir
untuk melakukan muraja’ah
(pengulangan) yang telah kamu hafal sejak subuh tadi. Dengan demikian anda telah
melalui hari ini dengan menghafal Al-Quran satu halaman penuh.
(pengulangan) yang telah kamu hafal sejak subuh tadi. Dengan demikian anda telah
melalui hari ini dengan menghafal Al-Quran satu halaman penuh.
Selanjutnya luangkan waktu khusus, seperti hari jumat,
untuk melakukan murajaah hafalan yang telah
anda lakukan dalam satu pekan ini.
anda lakukan dalam satu pekan ini.
Dengan demikian atas izin Allah anda telah berhasil
menuntaskan hafalan setengah juz dalam tempo 10
hari.
hari.
Sumber : http://ucenkscoutingmurajaah.blogspot.co.id/2017/03/macam-macam-metode-dalam-menghafal-al.html
Macam-Macam Metode Menghafal Al-Quran, Diantaranya:
A. Metode Efektif
Macam-Macam
Cara Menghafal Al-Qur’an Saat Ini Sudah Banyak Hafizh Yang Membukukan
Pengalaman Menghafal Mereka. Ada Juga Tulisan-Tulisan Tentang Metode Untuk
Acuan Dan Panduan Bagi Para Santri Dan Mahasiswa, Seperti Di Madrasatul Quran
Tebu Ireng Jombang, PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an) Jakarta Dan IIQ
(Institut Ilmu Al-Qur’an) Jakarta.
Dalam
Hal Cara Atau Metode Menghafal Al-Qur’an Yang Efektif Berlaku Keberagaman,
Bukan Keseragaman. Maksudnya, Antara Satu Dan Lain Orang Berlaku Metode Yang
Tidak Sama, Tergantung Pada Karakter, Daya Serap Dan Daya Ingat Masing-Masing.
Metode Yang Terbukti Jitu Bagi Seseorang Belum Tentu Jitu Pula Bagi Orang Lain.
Berkaitan
Dengan Ini, Ada Orang-Orang Yang Dapat Menemukan Sendiri Metode Yang Tepat Bagi
Mereka. Tetapi Tak Sedikit Pula Orang Yang Bingung Dan Perlu Menimba Pengalaman
Orang Lain Serta Bim- Bi- Ngan Guru Untuk Sampai Pada Metode Yang Tepat Bagi
Dirinya. Bab Ini Akan Memperkenalkan Dan Menyuguhkan Beberapa Metode Menghafal
Yang Telah Dipraktekkan Banyak Orang Dan Diterapkan Di Lembaga-Lembaga Tahfizh
Al-Qur’an, Khususnya Di PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an) Jakarta. Lembaga
Ini Dipilih Karena Yang Dipraktekkan Di Sana Cukup Mewakili Metode-Metode Yang
Ada.
PTIQ
Adalah Lembaga Pendidikan Tinggi Yang Mengharuskan Ma- Hasiswanya Untuk
Menghafal Al-Qur’an Baik Sebagian Maupun Seluruh Al-Qur’an. Di Lembaga Ini
Diterapkan Tiga Metode, Dan Mahasiswa Dipersilakan Memilih Salah Satunya.
Ketiga Metode Dimaksud Ialah:
Metode
S (Seluruhnya), Yaitu Metode Di Mana Mahasiswa Membaca Satu Halaman Dari Baris
Pertama Sampai Baris Terakhir Secara Beru- Lang-Ulang Sampai Hafal.
Metode
B (Bagian), Yaitu Menghafal Ayat Demi Ayat Atau Kalimat Demi Kalimat Yang
Dirangkaikan Sampai Satu Halaman.
Metode
C (Campuran), Yaitu Kombinasi Antara Metode S Dan B. Dalam Metode Ini Mula-Mula
Mahasiswa Membaca Satu Halaman Berulang-Ulang, Kemudian Pada Bagian Tertentu
Dihafal Tersendiri, Lantas Diulang-Ulang Kembali Secara Keseluruhan.
Di
Antara Ketiga Metode Tersebut, Yang Terakhir Tampaknya Paling Banyak Dipakai
Orang Dalam Menghafal Al-Qur’an. Inilah, Dalam Prakteknya, Yang Biasanya
Dilakukan Calon Penghafal Al-Qur’an:
Yang
Paling Mula Ialah Dia Membaca Seluruh Ayat Yang Hendak Di- Hafalkan Dalam Satu
Halaman Dengan Cara Melihat Mushhaf (Bi Al- Nazhar). Dia Membacanya
Berulang-Ulang Sambil Mengamatinya Dengan Cermat, Sehingga Memperoleh Gambaran
Menyeluruh Ten- Tang Lafal Maupun Urutan Ayat -Ayatnya. Perlu Ditekankan,
Hendaknya Dia Membaca Ayat-Ayat Tersebut Dengan Benar Dan Cermat, Baik Huruf,
Harakat Maupun Panjang-Pendeknya, Supaya Yang Masuk Ke Dalam Memori Pada Fase
Paling Awal Adalah Bacaan Yang Benar. Membaca Dengan Benar Juga Membantu
Penghafalan Dan Pemeliharaan Al-Qur’an Secara Lebih Mudah.
Selanjutnya
Dia Menghafal Ayat-Ayat Tersebut Sedikit Demi Sedikit. Misalnya Satu Baris,
Beberapa Kalimat Atau Sepotong Ayat Yang Pendek. Dia Membacanya Berulang-Ulang
Secara Hafalan Sampai Tidak Ada Kesalahan.
Setelah
Satu Baris Atau Beberapa Kalimat Tersebut Dapat Dihafal Dengan Lancar, Mulailah
Dia Menambah Hafalan Dengan Merangkaikan Baris Atau Kalimat Berikutnya,
Sehingga Sempurna Satu Ayat. Kemudian Rangkaian Ayat Tersebut Diulang Kembali
Sampai Benar-Benar Dihafal.
Sesudah
Materi Satu Ayat Dapat Dihafal Dengan Lancar, Dia Berpindah Ke Materi Ayat
Berikutnya. Untuk Merangkaikan Hafalan Urutan Kalimat Dan Ayat Dengan Benar,
Setiap Selesai Menghafal Materi Atau Ayat Berikut, Dia Harus Selalu
Mengulang-Ulanginya: Ayat Pertama Dirangkaikan Dengan Ayat Kedua Dan Begitu
Seterusnya.
Setelah
Ayat-Ayat Dalam Satu Halaman Selesai Dihafal, Hendaknya Dia Membaca Kembali
Dari Awal Halaman Secara Hafalan, Dan Begitu Seterusnya Sampai Tidak Ada
Kesalahan, Baik Lafal Maupun Urutan Ayat-Ayatnya. Jika Dia Menemukan
Lafal-Lafal Yang Sulit Dihafal, Lafal-Lafal Yang Serupa Atau Lafal-Lafal Yang
Hampir Serupa Dengan Lafal Lain, Hendaknya Ini Mendapat Perhatian Khusus.
Begitu Pula Dengan Penutup Atau Ujung Setiap Ayat, Perlu Diperhatikan Secara
Seksama.
Setelah
Halaman Yang Ditentukan Dapat Dihafal Dengan Baik Dan Lancar, Dilanjutkan
Dengan Menghafal Halaman Berikutnya.
Dalam
Hal Merangkai Halaman, Perlu Diperhatikan Sambungan Akhir Halaman Tersebut
Dengan Awal Halaman Berikutnya, Sehingga Hafalan Tersebut Sambung Menyambung.
Karena Itu, Setiap Selesai Satu Halaman, Perlu Juga Diulang Dengan Dirangkaikan
Dengan Halaman-Halaman Berikutnya.
Dengan
Hafalan Minimal Dua Halaman Itu, Mahasiswa Menghadap Kepada Instruktur Untuk
Di-Tashhih (Disimak Dan Dibetulkan) Hafalannya Serta Mendapatkan
Petunjuk-Petunjuk Dan Bimbingan Seperlunya.
B. Metode Lauhun
Selain
Metode-Metode Yang Sudah Ada Itu, Ada Pula Metode Lain Yang Hendak Penulis
Tawarkan Di Sini. Yaitu Metode Yang Pernah Digunakan Oleh Para Pendahulu,
Termasuk Orang Tua Dan Guru Penulis KH. Zainur Jaya Dan KH. Adlan Alie, Syaikh
Abd Qadir Abd. Azhim, Guru Besar Tahfizh Al-Qur’an, Qira’at Dan Nagham PTIQ
Dari Mesir, Yaitu “Metode Lauhun”. Orang Dulu Menyebut Setoran Hafalan Baru
Dengan “Lauh”. Lauh Yaitu Menyetorkan Atau Menyimakkan Hafalan Baru Kepada Instruktur
Atau Pembimbingnya. Sedangkan Mengulang Hafalan Yang Diperdengarkan Kepada
Instruktur, Pembimbing Pada Waktu “Lauh” Disebut Deresan Atau Takrir2 (Istilah
Di PTIQ/IIQ Jakarta).
Mengapa
Disebut Lauh? Karena Sebelum Menghafal Materi Baru, Ayat Ditulis Dulu Di Sabak
(Papan Kecil Terdiri Dari Batu) Satu Ayat Ditulis Sebagian Atau Separuhnya Ayat
Dibaca Berulang-Ulang Kali Sampai Terbayang Letak Baris Dan Posisinya, Setelah
Itu Tulisan Dihapus Lalu Dibaca Dengan Hafalan. Setelah Sebagian Ayat Ini Hafal
Dan Masuk Ke Memori Otak, Baru Disempurnakan Menghafal Bagian Ayat Berikutnya
Dengan Cara Yang Sama, Yaitu Ditulis Terlebih Dahulu Di Sabak (Papan Tulis
Kecil Terdiri Dari Batu) Dibaca Bi Al-Nazhar Berulang-Ulang Hingga Lancar Dan
Terbayang Letak Baris Dan Posisi Ayat. Setelah Itu Tulisan Dihapus, Lalu Dibaca
Dengan Tanpa Melihat Tulisan (Hafalan) Hingga Lancar Tanpa Ada Salah Dan Telah
Terekam Di Memori Otak.
Kemudian
Potongan Ayat Pertama Yang Sudah Dihafal Dengan Baik Tadi Dirangkaikan Dengan
Potongan Ayat Berikutnya Dan Dihafal Ulang Berkali- Kali Tanpa Ada Salah.
Setelah Satu Ayat Ini Dikuasai Dan Dihafal Dengan Baik Dan Lancar, Baru Boleh
Melangkah Menghafal Ayat Berikutnya Dengan Cara Yang Sama.
Sesudah
Ayat Kedua Dikuasai Serta Dihafal Dengan Baik Dan Lancar, Maka Ayat Tersebut
Diulang Lagi Dengan Merangkaikan Ayat Pertama Dan Kedua Dengan Hafalan Baik,
Benar, Dan Lancar, Baru Boleh Melangkah Menghafal Ayat Berikutnya Dengan Cara
Yang Sama Pada Ayat Pertama Dan Kedua.
Begitu
Seterusnya Dari Kalimat Per Kalimat, Ayat Per Ayat, Hala- Man Per Halaman.
Tidak Boleh Terputus, Tapi Harus Dirangkaikan Dan Di Ulang-Ulang Terus Hingga
Terekam Di Memori Otak.
Di
Era Global Dan Teknologi Canggih Ini, Alat Sabak Tidak Lagi Diperlu- Kan Dan
Pabriknya Pun Tidak Ada. Para Calon Penghafal Bisa Menggunakan Laptop Atau
Komputer Dengan Cara Buka-Tutup Layar Monitor Atau Buka Tutup Mata. Setelah
Berhasil Menghafalkan Ayat-Ayat Yang Ditentukan, Misalnya Satu Pojok Dalam Satu
Hari, Dia Menyetorkannya Pada Instruktur Untuk Disimak Dan Di-Tashih Serta
Mendapatkan Bimbingan Seperlunya.
Untuk
Membantu Orang Menghafal Dengan Baik Dan Lancar, Memang Diperlukan Seorang
Instruktur, Guru Atau Pembimbing. Bila Seseorang Menghafal Al-Qur’an Tanpa
Guru, Instruktur Atau Pembimbing, Maka Dia Cenderung Sesat. Dia Tidak Sadar
Manakala Bacaan Hafalannya Salah. Oleh Karena Itu, Peranan Instruktur, Guru
Atau Pembimbing Sangat Penting.
Pada
Waktu Menyetor Hafalan Materi Kedua, Materi Hafalan Yang Pertama Harus Disetor
Ulang. Begitu Juga Seterusnya, Setelah Setor Materi Baru Diawali Dengan
Menyetor Materi Lama Minimal 10 Halaman Dan Maksimal 20 Halaman.
C. Menghafal Dengan Alat Bantu
Sebagaimana
Alat Bantu Bermanfaat Untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), Demikian Pula Alat
Bantu Berguna Untuk Kegiatan Menghafal Al-Qur’an. Pemanfaatan Alat Bantu Ini
Sudah Dilakukan Orang Sejak Lama. Dan Di Zaman Modern Ini Semakin Banyak Saja
Ragam Alat Bantu Yang Bisa Dieksploitasi Untuk Mempermudah Proses Penghafalan
Kita.
Papan
Tulis Adalah Alat Bantu Yang Sudah Cukup Lama Dipakai Orang Untuk Membantu
Menghafal Al-Qur’an. Sedang Alat Rekam (Audio), Dengan Segala Ragamnya, Dan
Video (Audio-Visual) Adalah Alat-Alat Bantu Era Modern Yang Telah Terbukti
Sangat Bermanfaat Untuk Kegiatan Yang Sama. Berikut Ini Cara-Cara Menghafal
Dengan Alat Bantu, Sebagaimana Dipaparkan Dalam Kitab “Kaifa Tahfazhu
Al-Qur’an: Qaw’aid Asasi- Yyah Wa Thuruq ‘Amaliyyah” Karya Syekh DR Yahya Bin
Abd Al-Razaq Al-Ghaustsani
Metode Pertama: Mendengar Dari Alat Rekam
Berkat
Kemajuan Teknologi, Sekarang Telah Tersedia Bermacam Alat Rekam Atau Rekaman.
Di Antaranya Adalah Tape Recorder, CD, DVD, MP3, Handphone Dan Lain-Lain.
Bahkan Sekarang Telah Tersedia Rekaman Bacaan Murattal (Secara Tartil)
Al-Qur’an Lengkap 30 Juz Dari Qari-Qari’ (Pembaca Al-Qur’an) Terkenal Serta
Para Imam Di Makkah Dan Madinah Seperti Syekh Mahmud Al-Hushari, Syekh Shiddiq
Al-Minsyawi Dan Syekh As-Sudaisi. Mereka Membaca Dengan Tartil (Jelas
Huruf-Huruf Dan Harakatnya), Dengan Irama Yang Merdu Dan Suara Yang Renyah.
Alhasil, Enak Untuk Didengarkan. Ada Yang Direkam Dalam Bentuk Kaset, CD, MP3,
DVD Bahkan Juga Dalam Bentuk Software Yang Bisa Ditampilkan.
Metode-
Metode Yang Lain Adalah :
Metode
Wahdah
Yang Dimaksud Metode Ini,
Yaitu Menghafal Satu Persatu Terhadap Ayat-Ayat Yang Hendak Dihafalnya. Untuk
Mencapai Hafalan Awal, Setiap Ayat Dapat Dibaca Sebanyak Sepuluh Kali Atau Dua
Puluh Kali Atau Lebih, Sehingga Proses Ini Mampu Membentuk Pola Dalam
Bayangannya.
Metode
Kitabah
Kitabah Artinya Menulis. Metode
Ini Memberikan Alternatif Lain Dari Pada Metode Yang Pertama. Pada Metode Ini
Penulis Terlebih Dahulu Menulis Ayat-Ayat Yang Akan Dihafalnya Pada Secarik
Kertas Yang Telah Disediakan Untuk Dihafal. Kemudian Ayat Tersebut Dibaca
Sampai Lancar Dan Benar, Kemudian Dihafalkannya.
Metode
Sima’i
Simai Artinya Mendengar. Yang
Dimaksud Metode Ini
Adalah Mendengarkan Sesuatu Bacaan Untuk Dihafalkannya. Metode Ini Akan Sangat
Efektif Bagi Penghafal Yang Mempunyai Daya Ingat Extra, Terutama Bagi
Penghafal Yang Tuna Netra Atau Anak-Anak Yang Masíh Dibawah Umur Yang Belum
Mengenal Baca Tulis Al-Qur‟An.
Cara Ini Bisa Mendengar Dari Guru Atau Mendengar Melalui Kaset.
Metode Ini Merupakan Gabungan
Antara Metode Wahdah Dan Kitabah. Hanya Saja Kitabah Disini Lebih Mempunyai
Fungsional Sebagai Uji Coba Terhadap Ayat-Ayat Yang Telah Dihafalnya.
Prakteknya Yaitu Setelah Menghafal Kemudian Ayat Yang Telah Dihafal Ditulis,
Sehingga Hafalan Akan Mudah Diingat.
Metode
Jama’
Cara Ini Dilakukan Dengan
Kolektif, Yakni Ayat-Ayat Yang Dihafal Dibaca Secara Kolektif, Atau
Bersama-Sama, Dipimpin Oleh Instruktur. Pertama Si Instruktur Membacakan
Ayatnya Kemudian Siswa Atau Siswa Menirukannya Secara Bersama-Sama.
Sedangkan Menurut Sadulloh
Macam-Macam Metode Menghafal Adalah Sebagai Berikut :
1.
Bi Al-Nadzar, Yaitu Membaca
Dengan Cermat Ayat-Ayat Al-Quran Yang Akan Dihafal Dengan Melihat Mushaf Secara
Berulang-Ulang.
2.
Tahfidz, Yaitu Menghafal
Sedikit Demi Sedikit Al-Quran Yang Telah Dibaca Secara Berulang-Ulang Tersebut.
3.
Talaqqi, Yaitu Menyetorkan Atau
Mendengarkan Hafalan Yang Baru Dihafal Kepada Seorang Guru.
4.
Takrir, Yaitu Mengulang Hafalan
Atau Menyima'kan Hafalan Yang Pernah Dihafalkan/Sudah Disima'kan Kepada Guru.
5.
Tasmi’, Yaitu Mendengarkan Hafalan
Kepada Orang Lain Baik Kepada Perseorangan Maupun Kepada Jamaah.
Pada Prinsipnya Semua Metode Di
Atas Baik Semua Untuk Dijadikan Pedoman Menghafal Al-Quran, Baik Salah Satu
Diantaranya, Atau Dipakai Semua Sebagai Alternatif Atau Selingan Dari Mengerjakan
Suatu Pekerjaan Yang Terkesan Monoton, Sehingga Dengan Demikian Akan
Menghilangkan Kejenuhan Dalam Proses Menghafal Al-Quran.
Rujukan:
1.
Ahsin Sakho Muhammad, Kiat-Kiat
Menghafal Al-Qur’an, (Jawa Barat : Badan Koordinasi TKQ-TPQ-TQA, T.T.).
2.
Zuhairini, Metodologi
Pendidikan Agama, (Solo : Ramadhani, 1993).
3.
Mujamil Qomar, Epistomologi
Pendidikan Islam, (Jakarta : Erlangga, 1995).
Metode Yaqra
Menghafal Al Quran
Dengan Otak Kanan
Metode Yaqra
Artinya Metode Yang Berkelanjutan, Yaitu Membaca Ayat Alquran Dengan Terus
Menerus Dan Diulang Ulang. Caranya Adalah Sebagai Berikut:
- Membaca Ayat Minimal 7 Kali
- Memahami Terjemah Ayat Tersebut
- Mengingat Kata Awal Dari Ayat Tersebut
- Mengingat Huruf Pertama Dari Ayat Itu
- Mengulangi Mambaca Sambil Memahami Artinya
Metode Azam
Metode Azam
Mengunggulkan Keonsistensi Dalam Menghafal. Jadi Begini Yaa Sobat Kalau Sudah
Niat Untuk Menghafal Alquran Maka Hafalkan Sedikit Sedikit Tapi Secara
Berkelanjutan. Jangan Tiba Tiba Menghafal Banyak Lalu Melupakannya Dan
Mengulang Lagi.
Kuatkan Hati Untuk
Menghafal Alquran, Niat Yang Ikhlas Dan Semangat Yang Tinggi Akan Membantu
Mempermudah Menghafal Alquran. Cara Menghafal Dengan Metode Ini Yaitu:
- Berkonsentrasi Dengan Penuh
- Bernafas Dengan Teratur Dan Temukan Kenyamanan
- Bersikap Rileks
- Memulai Membaca Ayat Demi Ayat Dan Mengulangnya Hingga Hafal
Metode Talqin
Pada Metode Talqin
Dilakukan Pendiktean Bacaan Untuk Memastikan Kebenaran Bacaan. Pada Metode Ini
Membutuhkan Orang Lain Untuk Mendiktekan, Bisa Ustadz Bisa Siapa Saja. Jadi Ketika
Ada Bacaan Yang Salah Bisa Langsung Dibenahi.
Metode Talqin
Terkenal Juga Dengan Metode Menghafal Al Quran Dengan Otak Kanan. Karena Memfungsikan
Otak Untuk Merangkai Dari Potongan Potongan Ayat Yang Diingat. Cara Menghafalkannya
Yaitu:
- Mengingat Simbol Simbol Yang Ada Di Tulisan Alquran
- Membaca Dan Memahami Benar Letak Letak Simbol Yang Khas
- Mengulangi Membacanya Dan Memperhatikan Letak Bacaan Di Alquran
Metode Menghafal Alquran
Semudah Tersenyum
Menghafalkan 1 Ayat
Sepertinya Mudah
Yaa, Berkomitmen Dengan Diri Untuk Menghafalkan 1 Ayat Setiap Hari, Lalu Akan
Bertambah Terus Setiap Harinya. Menghafal Alquran Semudah Tersenyum Memang
Benar Adanya. Bisa Dimulai Dari Juz 30 Lalu Ke Juz 1. Juz 30 Memiliki Ayat Ayat
Yang Pendek Jadi Lebih Mudah Dihafal.
Untuk Lebih
Mempermudah Metode Ini Bisa Dilakukan Juga Dengan Murojaah Setiap Seminggu
Sekali. Berarti Sudah Ada 7 Ayat Yang Dihafal Setiap Minggunya. Kalau Sebulan
Berarti 30 Ayat. Nahh
Bisa Dibayangkan Yaa Berawa Jumlah Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Menghafalkan Alquran.
Bertukar Hafalan
Maksudnya Bertukar
Hafalan Bukan Berarti Bertukar Otak Yaa, Tapi Ini Menghafalkan Alquran Dengan
Mengajak Teman Dan Saling Berhafalan Satu Sama Lain. Kadang Orang Lebih Paham
Ketika Mendengarkan Dari Pada Membaca Sendiri.
Ketika Ada Hafalah Yang Salah Dengan Metode Bertukar
Hafalan Ini Bacaan Bisa Langsung Dibenarkan. Bisa Juga Ketika Merasa Hafalannya
Sudah Banyak Meminta Bantuan Orang Untuk Menguji
Hafalan Tersebut.
Bertukar Hafalan
Dengan Mp3 Juga Bisa Yaa, Tapi Cuma Satu Arah, Yaitu Mendengarkan Lalu Ikut
Menghafalkan. Ayat Ayat Alquran Yang Didengarkan Ibu Saat Halim Ternyata Banyak
Manfaatnya. Ditambah Lagi
Ibu Tersebut Menghafalkan Alquran Saat Dia Mengandung Buah Hati.
Mengulang Membaca 20 Kali
Cara Ini Mirip
Dengan Metode Yaqra. Bedanya Kalau Metode Yaqra Hafalannya Terus Berlanjut Ke
Ayat Selanjutnya, Tapi Kalau Metode Mgnulang Ini Belum Boleh Lanjut Jika Belum
Benar Benar Menghafalnya.
Metode Mengulang Seperti Cara Menghafal Quran Dengan
Jari, Kenapa? Yaa Jari Tangan Manusia Jumlah Normal Ada 10 Yaa, Jadi Ketika 1
Ayat Dibaca 20kali Berarti Tinggal Menekuk Jari Satu Per Satu. Lalu Membukanya Satu
Per Satu Untuk Hitungan Sampai 20 Kali.
Fokus penghafal
al-Quran harus diarahkan untuk ta’abbud dan taqarrub pada Allah, serta
menyelami dalam dan luasnya samudara ilmu Allah melalui al-Quran. Dapat cercaan
tidak emosi dan terus introspeksi, dapat pujian tetap rendah hati. Berharaplah
pujian dan kemuliaan langsung dari pemilik al-Quran yaitu Allah swt.
Wassalam, Selamat berjuang semoga sukses. Aamiin :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar